This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 09 Januari 2014

TEKNIK CLARIFIKASI DAN INTERPRETASI



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Konseling merupakan suatu proses komunikasi antara konselor dengan klien. Sebagai suatu proses komunikasi, konseling melibatkan konselor dalam menangkap atau merespon pernyataan klien dan mengkomunikasikanya kembali kepada klien tersebut. Agar proses komunikasi tersebut efektif dan efisien, maka konselor hendaknya memiliki kemampuan dalam memberikan bantuan terhadap klien. Salah satu kemampuan tersebut adalah keterampilan berkomunikasi dengan klien.
Keterampilan ini dibutuhkan untuk membangun relasi dengan klien, sehingga klien dapat terlibat dalam proses konseling. Keterampilan ini merupakan keterampilan dasar bagi konselor karena relasi yang penuh kepercayaan antara konselor dan klien untuk membentuk penghargaan, keterbukaan, pemahaman, dan partisipasi klien dalam konseling.
Dalam berkomunikasi dengan klien, konselor seharusnya menggunakan respon-respon yang fasilitatif bagi pencapaian tujuan konseling. Salah satu respon dalam berkomunikasi dengan klien adalah keterampilan mengklarifikasi. Keterampilan ini digunakan konselor untuk memperjelas apa yang telah dibicarakan klien dengan mengambil inti yang penting, dengan demikian konselor tidak salah persepsi atau salah tangkap terhadap apa yang telah dibicarakan klien.
1.2  Rumusan Masalah
     Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan terdapat beberapa masalah yang dapat dirumuskan antara lain:
1.      Apakah yang dimaksud dengan teknik Clarifikation dan Interpretasi dalam keterampilan dasar konseling?
2.      Bagaimanakah tujuan dari teknik Clarifikkation dan Interpretasi?
3.              Bagaimanakah manfaat atau fungsi dari penggunaan teknik clarifikation?
4.      Apa sajakah yang harus diperhatikan dalam menggunakan teknik klarifikasi dan Interpretasi?
5.      Apa sajakah jenis-jenis dari teknik Interpretasi?
6.      Bagaimanakah aplikasi teknik clarifikation dan Interpretasi dalam proses konseling?
    
1.3  Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami dari teknik   
 clarifikation dan interpretasi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja tujuan dari penggunaan teknik
 clarifiation dan interpretasi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat atau fungsi dari adanya
 penggunaan teknik clarifikation.
4. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang harus diperhatikan dalam    
 menggunakan keterampilan klarifikasi dan interpretasi dalam proses
 konseling.
5. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis dalam keterampilan
 interpretasi
6. Mahasiswa diharapkan dapat menggunakan atau mengaplikasikan teknik clarifikation dalam proses konseling.
                           







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEKNIK KLARIFIKASI
2.1.1 Definisi Klarifikasi
         Clarification adalah teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar (Supriyo dan Mulawarman, 2006: 25). Sedangkan menurut Fauzan Lutfi, dkk (2008: 34) clarification atau penegasan pernyataan adalah pola respon atau teknik menanggapi pembicaraan dengan cara memperjelas kata-kata yang telah diucapkan konseli melalui pemetikan atau pengambilan inti pembicaraan yang dianggap penting.
         Sekilas teknik clarification hampir sama dengan paraphrasing. Namun, dalam clarification ini, konselor tidak hanya mengungkapkan kembali apa yang telah diungkapkan konseli. Tetapi juga melakukan penegasan dan penajaman sehingg wawancara konseling menjadi lebih jelas dan terarah. Penajaman membantu konseli dalam menggali pernyataan-pernyataannya dan makna yang melekat dalam kata-kata yang dipergunakannya. Hal ini akan mengarahkan konseli untuk memahami lebih jauh pokok pembicaraan itu dan memberikan keterbukaan yang lebih besar untuk menghadapi hal-hal yang terkait dengan masalahnya (Yeo dalam Sugiharto & Mulawarman, 2007: 58)
       Clarification merupakan teknik dasar komunikasi dalam konseling yang berarti penegasan pernyataan. Clarification dilakukan oleh konselor untuk menanggapi pembicaraan konseli dengan cara memperjelas kata-kata yang telah diucapkan oleh konseli melalui pemetikan atau pengambilan inti pembicaraan yang dianggap penting (Fauzan, 2008:34)
       Klarifikasi ialah teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali isi pernyataan konseli dengan menggunakan kata-kata baru dan segar. Respon konselor didahului oleh kata-kata pendahuluan: pada dasarnya, pada pokoknya, pada intinya, singkat kata, dengan kata lain, dan sebagainya.


2.1.2 Tujuan
         Menurut Sofyan Willis (2007: 198) tujuan clarification adalah agar konseli dapat menyatakan pesannya (perasaan, pikiran, dan pengalaman) dengan jelas, alasan yang logis, dan dapat mengilustrasikan perasaan dengan cermat. Selain itu, clarification juga bertujuan menangkap pesan konseli yang samar-samar (tidak jelas) atau meragukan, serta menyusun kalimat yang menjernihkan pernyataan-pernyataan yang samar-samar, tidak jelas, dan meragukan.
         Sedangkan menurut Fauzan Lutfi, dkk. (2008: 34) tujuan clarification adalah:
1. Konseli memperoleh balikan bahwa konselor memahaminya secara Utuh
2. Diperoleh kejelasan inti isi pembicaraan konseli
3. Konseli terbantu mendiskriminasikan perbuatan ataupun situasi yang dihadapi
4. Mengarahkan pembicaraan lebih lanjut ke arah uraian situasi ataupun perbuatan yang lebih luas dan dalam

2.1.3 Fungsi/Manfaat
Manfaat penggunaan teknik clarification ini adalah sebagai salah satu upaya untuk memahami konseli secara lebih utuh. Dengan clarification, konselor dapat memahami maksud yang ingin di sampaikan atau pesan-pesan yang disampaikan konseli melalui pernyataan-pernyataannya. Sehingga akan memperjelas dan mempermudah konselor mengarahkan proses wawancara konseling. 

2.1.4   Hal-hal yang harus diperhatikan
       Berikut ini adalah yang perlu diperhatikan konselor dalam menggunakan keterampilan  klarifikasi antara lain:
1. Apa yang telah dikatakan klien .
2. Apakah pesan yang disampaikan klien ada bagian yang hilang, jika ada
    konselor harus memeriksa kembali bagian itu. Jika tidak konselor harus        
    menentukan respon lain yang tepat
3. Bagaimana konselor mendengar, melihat, atau mengerti cara memulai respon ini.
4. Konselor harus mengetahui apakah klarifikasinya berguna.

2.1.5   Prinsip aplikasi
 Prinsip aplikasi klarifikasi disebutkan antara lain:
  Menghindari sterotip.
  Menggunakan kata pemandu atau modalita klarifikasi.
  Kaya akan perbendaharaan istilah.
  Mengungkapkan inti yang merupakan perasaan atau sari pati dari isi
     pembicaraan.
  Menggunakan kata-kata yang baru dan segar.

Modalita yang digunakan: Pada dasarnya, pada pokoknya, pada intinya, singkat kata, dengankata lain, dari keterangan saudara.

Contoh 1
Konseli   : Saya harus bagaimana, “Ibu menginginkan saya putus dengan pacar saya dan mencari pengganti yang sama-sama anak kuliah, Bapak menghendaki saya untuk bertunangan dengan putra sahabat dekatnya
                 sewaktu SMA, saya sendiri lebih suka cowok pilihanku.
Konselor : Pada dasarnya anda berada dipersimpangan jalan.
                 Arah pembicaraan Agar konseli mengungkap lebih jauh aspek-aspek  
                 konflik pilihanya.

Contoh 2
Konseli    :  “Saya harus menjadi seperti apa, setiap langkah yang saya lakukan
                     selalu saja  tidak disetujui ibu dan ayah, setiap saya mau ini, harus  
                     begitu, saya benar- benar lelah harus mengikuti apa yang mereka  
                     inginkan, seakan-akan aku seperti boneka saja”
 Konselor : “ Pada dasarnya anda kurang suka atas sikap orang tua anda, yang  
                     suka mengatur-atur anda”


Contoh 3
 Konseli   : saya benar-benar bingung harus memilih si A atau si B?
 Konselor : anda bingung memilih A yang sangat baik dan mencintai anda dengan  
                    tulus tapi  anda tidak mencintainya, atau bertahan dengan B yang sangat  
                  anda cintai meski B kerapkali menyakiti hati anda, begitu?

   Contoh 4
    Konseli   : “saya pernah meminjamkan buku catatan kuliah konseling individual 
                        kepada andi, tetapi ia tidak mengembalikannya lagi kepada saya Ee..  
                        kemarin lusa adik andi, ari, mau pinjam buku psikologi belajar kepada  
                        saya. Saya tidak memberinya pak. Dia kan adik andi, sudah tentu dia  
                      juga  tidak akan mengembalikan buku yang dipinjamnya itu pada  
                      saya.”
    Konselor :  “dengan kata lain, anda menyamakan ari dengan andi”.

2.2 Teknik Interpretation (Interpretasi)
2.2.1 Pengertian Teknik Interpretation
           Digunakan oleh  konselor yang ingin “membawa” atau ‘ menyampaikan” ide kepada kelompok. Mungkin sekali interpretasi itu tidak tepat, namun dapat diarahkan untuk menstimulasi diskusi lebih lanjut dan mendorong/menguatkan kemampuan individual untuk boleh tidak sepakat dengan konselor. Interpretasi merupakan suatu teknik menyampaikan arti dari pesan yang disampaikan oleh konseli. Dalam membuat interpretasi, konselor akan membuka suatu pandangan baru atau penjelasan mengenai sikap dan tingkah laku interpretasi seperti mengajukan pertanyaan mengenai hipotesa mengenai hubungan atau mengenai arti suatu tingkah laku yang harus dipikirkan oleh konseli.
          Interpretasi adalah keterampilan/teknik yang digunakan oleh konselor dimana berarti atau karena tingkah laku klien ditafsirkan/diduga dan dimengerti dengan dikomunikasikan pada klien. Selain itu dalam interpretasi konselor menggali arti dan makna yang terdapat dibelakang kata-kata klien atau dibelakang perbuatan/tindakan yang telah diceritakannya.
2.2.2        Tujuan
Tujuan dari interpretasi adalah sebagai berikut:
1.      Membantu konseli memeriksa kembali tingkah laku mereka.
2.      Membantu klien lebih memahami diri sendiri bilamana kien bersedia mempertimbangkannya dengan pikiran terbuka.
3.      Mengembangkan hubungan yang baik melalui pengkomunikasian yang baik dan menyenangkan konseli.
4.      Mengenali hubungan sebab akibat antara pernyataan dan perilaku eksplisit dan implicit
5.      Membantu konseli mengkaji tingkah laku dari sudut konselor.         
6.      Memotivasi agar konseli mengubah pikiran atau perilaku yang tidak efektif

2.2.3        Jenis-jenis Teknik Interpretation
a.    Pengecekan Informasi
      Teknik yang dipakai jika terjadi kegagalan dalam menangkap pesan eksplisit  
     arti konseli.
b.    Interpetasi Tunggal
    Teknik untuk mengklarifikasi makna tunggal terhadap satu pesan atau
    ungkapan konseli.
c.    Intrepetasi ganda
    Teknik untuk mengklarifikasi makna ganda terhadap pesan atau ungkapan
    konseli.
                                                  
2.2.4        Hal yang perlu diperhatikan dalam teknik interpretasi:
1.      Sebaiknya konselor mengemukakan lebih dahulu kata-kata atau tindakan klien yang melandasi pemberian interpretasi baru.
2.      konselor menawarkan interpretasinya sebagai kemungkinan dengan disertai permintaan umpan balik, sehingga klien bebas untuk menerima atau menolaknya.

2.2.5 Modalita yang digunakan
·         Anda mengatakan tadi bahwa…
·         Dari keterangan saudara...
·         Dari uraian barusan... 
·         Sepertinya anda...
·         Mencakup semua...
·         Dilihat dari prilaku dan perkataan anda, sepertinya...

2.2.5        Contoh aplikasi teknik interpretasi
a.    Pengecekan informasi
     Konseli  :” Bapak, saya bingung, dengan keadaan saya, saya berusaha  
                         menghemat keuangan, tapi setiap saya melihat ini…itu…saya jadi  
                         ingin memilikinya, ya jadinya saya  membellinya…jadinya saya
                       itu hampir setiap bulan kehabisan uang…”
      Konselor :“Dari keterangan barusan, apakah anda bermaksud Mengatakan  
                        kalau anda itu tidak bisa mengatur keuangan anda sendiri”.
b.    Interpetasi tunggal
    Konseli  : “Bapak, saya bingung, setiap saya berusaha menghemat keuangan,  
                       tapi tidak tahu  uang saya selalu habis, dan saya tidak tahu uangnya  
                     saya gunakan untuk apa…jadinya saya itu hampir setiap bulan  
                     kehabisan uang…”
   Konselor : “ Dari uaraian barusan,anda bermaksud mengatakan, kalau anda itu
                      bermasalah dengan manajemen keuangan”.
c.    Intrepetasi ganda
    Konseli :” Bapak, saya bingung, setiap saya berusaha menghemat keuangan,  
                       tapi tidak tahu  uang saya selalu habis, dan saya tidak tahu uangnya  
                       saya gunakan untuk apa… tapi yang saya ingat teman-teman yang
                        membuat saya menjadi seperti ini…. jadinya saya itu hampir setiap bulan kehabisan uang…”
   Konselor :”Dari keterangan saudara, anda mengatakan pengeluaran boros itu  
                      selain karena anda itu tidak bias memanajemen kuangan juga karena  
                     teman-teman anda”.





BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan
            Clarification adalah teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar dengan mengambil inti pembicaraan klien yang dianggap penting. hal ini dimaksudkan untuk memperjelas dari pernyataan klien, supaya klien dapat menyatakan pesannya (perasaan, pikiran, dan pengalaman) dengan jelas, alasan yang logis, dan dapat mengilustrasikan perasaan dengan cermat. Dan supaya konselor tidak salah tangkap apa yang telah diungkapkan klien. Sedangkan Interpretasi adalah keterampilan/teknik yang digunakan oleh konselor dimana berarti atau karena tingkah laku klien ditafsirkan/diduga dan dimengerti dengan dikomunikasikan pada klien.
3.2 Saran
          Dengan adanya keterampilan dalam proses konseling dalam teknik klarifikasi maupun interpretasi, diharapkan masyarakat semakin percaya dan dapat menggunakan jasa para konselor bahwa konselor dapat membantu masyarakat dalam pemecahan masalah melalui proses konseling. Konselor dapat meningkat kemampuan keterampilan yang dimilikinya supaya digunakan selama dalam proses konseling berlangsung.






DAFTAR PUSTAKA

Fauzan, Lutfi dkk. 2008. Teknik-teknik Komunikasi Untuk Konselor. UM : UPTBK
Sugiharto, DYP & Mulawarman.2007.Buku Ajar Psikologi Konseling.Semarang : Jurusan bimbingan dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Supriyo dan Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang : UNNES PRESS